Senin, 19 Desember 2011

Fight, Allele!

Morning Bash

Wuhuuuu!
9 December, sehari setelah ulangan umum akhir semester ganji, daaan Allede dan Allele officially sixteen!!
Seperti biasa kalo mau ulangtahun mereka pasti ngobrol sampe lewat tengah malem *kayak judul film* trus pas jam setengah 1 pagi di tanggal 29 mereka bakalan tiup lilin sama-sama, huhuhu how sweet ya kedua saudara kembar ini ;;)
Kali ini mereka nyalain lilin dilantai, terus duduk hadap-hadapan.
“Happy Birthday Allele! Make a wish!!”
“Happy Birthday juga Kak! Ayo make a wish sama-sama”
Lalu mereka berdua make a wish sejenak. Dan wusss! Mereka niup lilinnya sama-sama.
Dan “Surpriseeee!!!” Ada Moms, Pops, Kak C dan bahkaan Oma&Opa serta Kakek&Nenek mereka! Wah rameee deh :DD. Moms bawa Kue, terus Pops juga(kuenya dua?) terus kak D bawa kamera para ‘tetua’ sepertinya bawa kado? Err banyaknya :$ :$. Semua keluarga L dan D itu juga make topi ulangtahun, bawa terompet, bising deh pokoknya, but sure, they’re kinda great family *uhuukhukhuk*
“Ih? Kok? Kok bisa? Kakek-Nenek-Oma-Opa kapan sampe?” Malah itu yang pertama keluar dari mulut D, L lebih parah, dia mangap saking kagetnya terus malah nyubit-nyubit dirinya sendiri, dia pikir mungkin tadi pas ngobrol sama kakaknya dia ketiduran, dasar l -__-
“Ini asli kok Dik! Hahaha, udahlah berhenti nyubit-nyubit tangan gitu” Kata Kak C lalu memeluk L. “Happy birthday my dearest Allele” Lalu kakaknya menyelipkan kotak kecil ketangan L.
“Hahahah, iya kak, kaget aja tadi, makasi yaa” Kata L sambil cium pipi kakaknya, sementara D disalamin sama para ‘tetua’.
“Hayo Adik sama D tiup dulu lilinnya, kasian nih kuenya kena lilin” Kata Moms.
“Ini yang Pops pegang ditiup juga ya, dari Yogya nih Kakek-nenek-Opa-Oma yang pesen khusus ada foto kaliannya ‘kan?” Kata Kak Opa.
“Makasi ya Oma-Opa-Kakek-nenek L tiup lilin ya, ntar semua dapet kecup deh dari L” Kata L sambil *wink-wink* ke para tetua. Yang lain Cuma ketawa aja liat L.
“Make a wish dulu ya sayang” Kata Moms
“They’re my everythings god, let the life happily and safely even I’m not there anymore” Kata L dalam hati.
“Give my twin strength god, let her life longer and heal-ing her, please….” Kata D
Wusss… mereka niup lilin-lilin itu barengan.
“Yeeeeeeee” yang lain pada tepuk tangan… harusnya gini ya >> *prok prok prok* *fokus woi!*
“Yuk turun yuk, makan kuenya biar kamar gak berantakan” Ajak Oma.
“Here we goo” Kata L. Lalu mereka turun deh, makan kue sambil haha-hihi di ruang keluarga.
“Ini buat adik sama D ya, dari Oma sama Opa” Kata Opa sambil menyerahkan bungkusan yang cukup besar ke L, setelah makan kue.
“Timaaci Opa sama Omaaaa” Kata L lalu menyalami Opa&Omanya dan mencium masing-masing.
“Makasi Omaa yaa sama Opaa” Kata D.
“Sini nak, L sayang” Kata Nenek, lalu L mendekati Neneknya. “Ini hadiah dari nenek, kalo adik mau sesuatu bilang sama Kakek ya, kakek bingung soalnya mau ngasi Adik apa” Kata Nenek.
“Timaaci nenek sayang” Kata L sambil memeluk lalu menciumi Neneknya. Lalu L menuju kakeknya, sementara D sudah membawa bungkusan yang kayaknya dari kakeknya. Sekarang D yang ke nenek.
“D kalo mau sesuatu bilang sama nenek ya, nenek bingung mau kasi D apa”
“Hahhaha, nenek, nenek udah disini D udah seneng kok” Kata D
“Happy birthday ya my lil princess cantik” Kata Kakek sambil memeluk L. “Nanti Adik kasitau kakek ya pengen apa, kakek beliin deh janji!”
“Timaaci Kakek ganteeeng, nanti adik kasitau ya, sekarang kayaknya lagi gak pengen apa-apa hehe”
“Allele dan Allede, coba kalian liat ke garasi apa kalian suka hadiah kami” kata Pops. Mereka berdua tatap-tatapan-mikir-dan-tiba-tiba-sudah-lari-ke-garasi.
“Wohooooo!! New Car! Thankyou moms also pops!” Teriak D, lupa aja dia ini udah jam berapaa…
“Kewwwl Pops! Moms! Eh tapi-tapi si Jazzy mana?” Kata L yang sudah di ruang tamu aja lagi *eh?*
“Maaf ya sayang, jazzy udah kami jual, suka gak tega belakangan ini liat kalian mobilnya mogok terus” Kata Moms.
“Thankyou Moms Pops we love you for everythingss” Kata L yang sudah memeluk orang tuanya, disusul sama D.
“Iyaiyaaa, sama-sama ya” Kata Moms
“Ayo-ayo udahan peluk-pelukannya, bobo dulu yuk, kasian Oma-Opa dan Kakek-nenek pasti capek”
“Oh iya, yuk yuk bobo dulu Kakek-nenek-Oma-opa” kata L
“Yaudah, kalo gitu kita tidur duluan ya, disimpen yang baik itu kuenya masih enak pasti kalo disimpen di kulkas” Kata Oma lalu menciumi L.
“Sleep tight yaaa tetua-tetuaku sayang, thanks for everythings” Kata L lalu menyalami mereka satu per satu.
“You too adik cantik” kata Opa.
“Kak, angkatin kadonya ke kamar gih, adik bantuin moms beresin kue deh, Kak C bobo aja duluan, Pops juga”
“Oke!” Kata D
“Sip, Kakak mandi sih kayaknya L, lengket nih badan” Kata C “Sleep tight ya ntar adik sayang, once again happy birthday!” Lalu C mengacak rambut adiknya itu.
“You too kak, thanks for this all”
“Adik yang angkatin piringnya ke wastafel, moms masukin kue ke kulkas, oke?”
“Sip Momsky” Kata L sambil merapikan piring-piring kue dan gelas. “ayo Pops, bobo aja duluan”
“Iya gakpapa Pops nunggu bentar ini” Lalu D sudah turun lagi buat ambil “kado” yang masih tersisa. Setelah beberapa kali boolak-balik selesai deh tuganya L sama Moms-nya. Lalu D sudah di ruang keluarga lagi dan kedepan mastiin aja pintu udah kekunci pasca insiden ‘lari ke garasi’ tadi.
“Yaudah yuk bobo dulu, udah pagi nih” Ajak Moms.
“Sleepwell best parents ever”
“You too prettiest girl alive” Kata Pops lalu mememeluk L disusul Moms dan D juga dipeluk- yah sepertinya mala mini malam pelukan atau semacamnya *eh?*
***

L hari ini tidur di kamar D – seperti biasa kalo lagi ulang tahun.
“How cool Oma-Opa kak, MacBook” Tanya L
"Ini kenapa ngasi hadiah mahal ya?"
“Ini hadiah nenek, aaa romantis ya nenek itu” kata L sambil memeluk sweater rajut pink dari neneknya.
“Hrrrssss… iPad dik, Kakeeeeek!!” Seru D.
“Well congratulation bro, I can ask something more expensive than that” Canda L.
“Minta aja mintaaaa” Kata D bercanda juga.
“Haha, nanti ya, adik belum tau sih pengen apa sebenernya”
“Itu kotak kecilnya kak C, ntar lupa lagi dik”
“Oh iya, apaya isinyaa” Kata L sambil membuka kotak kecil itu “Gelang kak, waw! Ada huruf ‘L’nya, sepertinya mahal”
“Iyaa, he always love you more than me” Kata Kak D yang mulai sibuk ngotak-atik iPad barunya.
“Aaa kakak cemburu yaaa”
“Hrrrs… Apa sih dikkk, bobo gih sana, ntar kumat lagi kecapean”
“Kalo adik bahagia gak akan kumat kak, kayak belakangan ini kan?” Kata L senyum-senyum sendiri.
“Sebut saja dia H” Kata D
“Sial kakak! Diem deh!”
“Udah diucapin belum? Sana Cek Hp”
“Males ah, ntar kalo banyak yang ngucapin ketahuan belom tidur, males bales hahaha”
“Ih GRnya! Emang ada gitu yang mau ngucapin ke L? Kakak udah ditelpon Maya, Naya, Citra, Dinda, biasa aja” L melemparkan guling ke kakaknya.
“Tuh guling ajak ngobrol kak” Kata L sambil ketawa-ketawa
“Ngobrol sama guling? Kayak kurang aja cewek yang mau ngobrol sama kakak” Katanya cuek sambil masih ngutak-atik iPad barunya. L sudah tiduran sambil meluk guling dan menghadap kakaknya.
“Iyadeh kakaku yang paling ganteng, makanya pacarin dong salah satu dari mereka, jangan dimainin terus”
“kakak gak mainin mereka L, kakak udah bilang gak mau pacaran, merekanya aja rajin hubungin kakak”
“Pilih satu yang terbaik ya Kak, adik gak tau sampe kapan adik bisa nemenin kakak…” D pura-pura gak denger.
“Selamat ulang tahun ke 16 kak, L sayang banget sama Kakak…”
“Kira-kira tahun depan kita masih bisa rayain hari ini sama-sama gak ya?” Kata L dengan suara bergetar, dia menerawang, matanya sudah berkaca-kaca.
“STFU!”
“Kamu gak bakal kemana-mana L! Kita bakalan ngerayain 100 kali lagi hari ini sama-sama!!” L sudah nangis, dia nutupin wajahnya pake guling, dan tetep gak berhenti, sampe akhirnya ketiduran sendiri.
Waktu L sudah tidur, D menyelimuti adiknya…
We will celebrate this day together forever L, I promise… no matter what” D membelai-belai rambut adiknya yang sudah mulai panjang itu. Siapa yang sangka? Allede menangis karena kembarannya.
Don’t leave me, please Allele… my dear soulsister…” Dalam hati D yang paling dalam sepertinya dia sudah mempersiapkan kemungkinan terburuk.
***

Sekitar jam setengah 7 pagi ada yang mengetuk kamar D, tapi yang kebangun duluan malah L, dan dia kaget kok kakaknya tiduran di lantai? -_-
“Kak! Bangun! Ngapain tidur dibawah sih?!” Kata L sambil menguncang-guncang badan kakaknya.
“Eh? Udah pagi ya? Yaampun..” Kata D sambil mengucek-ngucek matanya.
“Baru setengah tujuh sih, bobo di atas gih, gak usah sekolah aja kita, paling kalo ada remidi dikabarin sama yang lain” Kata L sambil jalan ke pintu. And…
“Surpriseeeee!!” Di depan pintu kamar D sudah ada Rania, Nasya & Sonya (anak baru yang tiba-tiba lenget sama L&Rania), Maya(temen sekelas L yang naksir berat sama D -__-) dan temen-temen basket D dan sekelas D yang deket sama dia.
“Kalian…” Cuma itu yang keluar dari mulut L. Sementara temen-temennya udah mulai nyerbu masuk kamar D dan nyanyiin lagu “happy birthday”, D lebih parah… dia masih nguap-nguap terus ngucek-ngucek matanya, kayaknya nyawanya belum kekumpul.
“Ayo dong L sama D tiup lilinnyaaa!!” Kata Maya sambil menunjuk kue berbentuk kepala Doraemon yang dipegang Rania.
“Sana deh L ketempat D berdiri, nyawanya belum kekumpul tuh kayaknya” Kata Hary. Hary? Yes, him…. :$
“Make a wish dulu, you both!” Kata Rania.
They are awesome… Jagain mereka tuhan, dengan atau tanpa L disini.
Apaya? Semoga mereka selalu sayang sama L.
Wussss!
“Yeeeee!” prok prok prok semuanya tepuk tangan.
“Ayoooo makan kueee!!” Kata Reno anak basket temennya D.
‘Here is, the best morning bash ever, will I still there next year god?’ Pikir L dalam hati.
“Senyum L!! difoto nih!” Kata Sonya yang sedang memegang kamera.
“Wuhuuu! Yuk first cakenyaaa”
“Udah bagi aja langsung D!”
“Eh lo udah bangun belum sih D?!”
“L!!! Happy birthdaaaay!”
Yah tiba-tiba aja L ngerasa sesek sama pusing, selain tadi dia Cuma tidur beberapa jam kamar D yang sebeneranya cukup luas jadi sempit karna banyak orang.
“Gue turun sebentar ya ambil piring” Kata L ntah ke siapa.
L lari ke kamarnya dengan bar-bar, ngambil obat penghilang rasa sakit, diminum 2 sekalian.. dan ditelen langsung tanpa minum air. L gak sengaja liat wajahnya mulai pias.
“Piringnya mana L?” Tanya D ngeliat tangan L kosong pas balik.
“Oh iya! Lupa” L balik lagi ke tangga, ternyata Moms udah bawain.
“Adik kok pucet? Sakit kepalanya?” Kata Momsnya tiba-tiba panik.
“Sttt… gakpapa Moms, sini L aja yang bawa piringnya, moms tolong ambilin minuman sama gelas aja, oke?” Kata L sambil mengambil bawaan Momsnya, lalu balik lagi ke kamar kakaknya.
“Piring dataaaang” Seru L. “Ran, tolong potongin ya, takutnya kalo gue yang potong ntar gak rapi” Katanya.
“Pleasure, L” Kata Rania.
“Are you ok? Kamu pucet” Bisik D.
“Keliatan ya kak? Pusing sekali, kayaknya kurang tidur dan terlalu rame disini, sudah nafas” Kata L pelan.
“Jangan minum obat, nanti malah kebal, lawan L!!” L menggeleng. D langsung ngerti kalo adiknya itu tadi pasti habis minum obat.
“Permisiii, ini minumannya ya, maaf ya cuma seadanya” Kata Moms sambil dibuntutin si mbak yang bawa nampan orange juice.
“It’s Oke tanteee” Kata Maya, errr? Caper? -_-
“Makasi lo ya semua temen-temen Allede dan Allele, maaf nih tante gak tau semuanya, tante Cuma tau Rania sama Ryan aja. Tapi, ini buat semuanya yaa, nanti sore dateng kesini lagi ya? Tante sama Oom mau buat syukuran kecil-kecilan buat L sama D” Nah, sekarang tinggal L sama D yang saling liat-liatan, mereka malah belum tau kalo orangtua mereka mau buatin mereka acara -_-
“Ooooh siap tantee! Kalo acaranya makan-makan kita pasti dateng!!” Kata Booby.
“Iyaaa, kalo gitu pada kesini jam 7 ya? Tante tinggal dulu, mau ke kantor sebentar”
“Oke tante! Makasi yaaa” Kata Rania.
“Welcome Ran! Nanti harus dateng lo!” Kata Moms lalu berjalan ke tangga.
Jadilah mereka semua ngobrol sampe siang di rumah L dan D, pada bolos sekolah :p. Yang cowok pada ngubek-ngubek kamar D, yang cewek pada main dikamar L.
What a morning bash!
U guys so rock! Thanks for everythings <3
Kata mem-personal message temen-temennya.

***
-Chapter #10 END-

Jumat, 16 Desember 2011

Fight, Allele!

Ulangan Umum

GUE GAK SUKA TEST!!! APALAGI ULANGAN UMUM!!

Gue gak ngerti ya kenapa sih ulangan umum itu mesti ada? Fungsinya apa coba? Nilai? Rapor? Terus kalo nilai gue kecil nanti gue gak bisa jadi orang sukses gitu? Gak juga kan?
#halaaah! Berhenti ngeluh L! yuk belajar biar pinter!!

Goodnight Diary! Wish me luck from tomorrow till next 6 days o:)


***
-Chapter #9 END-

Kamis, 08 Desember 2011

Fight, Allele!

Do you believe in Miracle?

Hari ini Hari minggu, dan D ada petandingan basket antar sekolah gitu, nantinya kalo menang lagi tanding lagi, kalo kalah… yaudahlahya.. *eh?*
Intinya L pengen banget nonton kakaknya bertanding, tapi karena hari minggu adalah kebiasaan keluarga mereka untuk ke gereja bersama, L maksa mau nonton dan Momsnya juga maksa buat L ke gereja, mengingat sejak L sakit Momsnya menjadi super religius. Jadi setelah perundingan yang a lot diijinkanlah L ke GOR tempat kakak kembarnya bertanding asal tetap ke gereja sebelumnya, yah L pasrah saja, asal diijinkan, walaupun di gereja dia malah gak konsen -__-
Sekitar Jam 11 L sampe di GOR tempat kakaknya bertanding, dan pertandingan sudah memasuki quarter terakhir ternyata bung… untung Rania sudah di dalam GOR dan menyiapkan tempat duduk buat L, paling depan pula, enak memang punya teman yang bisa diandalkan *loh?*
“Raniaa, thanks bangeeet… huwee finaly gue disini juga..” Kata L sedikit ngos-ngosan.
“Hah, elo, udah lewat nih yang serunya, udah hampir menanglah kita” Kata Rania sambil menunjuk papan score.
“Maaf, lo tau kan Moms gue religius abis, eh iya ya, 52-36, yaudahlahya gue udah disini ini, jangan ngambek dong Raan” Kata L yang liat Rania sedikit cemberut.

“Habis gue cengo tau L daritadi disini sendirian, sial abis”
“Maaf Raaan, gue traktir jajan dehyaa habis ini, janjiii, sekarang nonton dulu ya, semenit lagi nih, rugi banget gue kesini kalo sampe gak nonton”
“Iyaaa iyaa, bilang aja lo mau liat si Hary” Goda Rania jadi genit banget nadanya.
“Sial lo! Huwooo kakak gue paling top!! Liat tuh Ran, abang guee!!” L heboh sendiri pasca melihat kakaknya nyetak poin -__-
“Biasa aja dong L, lo kira dari tadi siapa yang paling banyak nyetak poin?”
“Kok kesannya lo tau banget abang gue ya Ran? Cieee Rania mau sama abang gue?” Sekarang balik L yang godain dia. *peeet peeet peeet* *terompet pertandingan selesai*
“Yeee kita menang L! Kita menang! Kita menang” Kata Rania kegirangan sendiri.
“Keluar yuk Ran? Sumpek gue disini, pengap” L mulai ngerasa kepalanya sakit, nafasnya sesak…
“Eh? Lo gakpapa kan L?” Rania ngeliatin L yang keliatan agak sesak nafas.
“Gakpapa kok gakpapa, tolong kasi kode deh kea bang-abang kita kalo kita tunggu diluar”
“Oke, bentar ya, lo diem disini, gue kedepan, duduk aja lo, ntar pingsan lagi” Lalu Rania udah kedepan tribun buat ngomong sma Ryan dan Allede.
“Yuk L, keluar aja, udah gue bilangin kok mereka” Kata Rania yang balik cepet banget. Lalu keluar deh mereka dari gelanggang olah raga nan pengap penuh sesak itu.
***
Akhirnya L & Rania ngumpul deh di meja abang Siomay & Batagor bareng temen-temen mereka yang kebetulan juga nonton, tapi kebanyakan udah pada balik dan cengo-lah mereka berdua nunggu kakak-kakak mereka.
“L, gakpapa kan?” Tanya D dengan wajah sedikit panik pas nyamperin adiknya.
“Sedikit sakit kepala aja kok kak, ada obat L dimobil kok, bisa tolong diambilin?”
“Di tas kecil kan? Makan dulu, Kak ambilin obatnya” Kata D sambil menepuk kepala adiknya.
“Udah kok, barusan makan batagor sama Rania, Kak D gak makan?”
“Udah ada kok dari panitia, diem disini ya, ntar kak samperin kesini”
“Sejak kapan lo suka sakit kepala L? Kok gue gak tau ya? Atau gue yg kurang perhatian?” Tanya Rania sambil lanjutin minum es kelapa muda.
“Udah lama Ran, sejenis migraine yang keras banget, bisa kambuh kapan aja, makanya gue selalu taruh obatnya di mobil, kalo gue bawa-bawa takutnya nagih, dikit-dikit obat” Jawab L santai, seperti berkata jujur, padahal…
“Oh gitu, semangat ya L…” Kata Rania merasa miris sama L.
“Hello anak-anak” kata Ryan yang dateng sama Hary.
“Halo juga bapak-bapak” saut Rania asal.
“Kenapa lo L? kusut gitu mukanya?” Tanya Hary
“Hooh kak, migraine gue kambuh nih”
“Nih L, minum obatnya, terus langsung pulang ya” Kata D yang tiba-tiba aja udah disana lagi.
“Thanks kak” Lalu L minum deh itu obat.
“Yuk Ran, kita juga pulang, udah ditunggu Mama di PIM” Ajak Ryan.
“Astaga Iya, gue lupa! Yuk yuk, ntar perang dunia ketiga lagi, L kayaknya gue balik sekarang ya, sorry”
“Iyaaa, gakpapa Ran, sana gih kasian tante nunggu, hati-hati yaa”
“Yah, elo gue baru pesen es kelapa!” Kata Hary
“Yaudahlah, ada L sama D ini lo! Gue duluan ya cuy! Daa L, cepet sembuh lo, gue duluan ya D!” Kata Ryan sambil jalan duluan ke Mobil.
“Bye L! Inget bayar loo” Kata Rania sambil jalan ngekor abangnya.
“Hahaaha, sial lo Ran!” Jawab L.
“Emang lo sering L sakit kepala gini?” Tanya Hary sambil asik minum es kelapa.
“Er? Udah lama Kak, sejenis migraine yang keras banget, bisa kambuh kapan aja, makanya gue selalu taruh obatnya di mobil, kalo gue bawa-bawa takutnya nagih…” Yah, berbohong juga harus sama, ‘kan? Dan satu kebohongan ke kebohongan lain.. Hmm… D geleng-geleng aja liat adiknya yang semakin pinter bohong…
“Hmm, susah juga ya, ntar kalo lo away dari mobil gimana? Susah dong? Btw, mobil kalian udah oke kan?”
“Astaga iya, gue lupa cek, bentar ya, Hary, gue titip L” Kata D langsung ke arah parkiran mobil.
“Gaktau kenapa ya, belakangan ini kakak suka ceroboh” Kata L sambil liatin kakaknya yang mulai menjauh.
“Makanya, suruh D cari pacar L, biar ada yang perhatiin dia, haahaha”
“Enggak sekali dua kali kak gue nyuruh dia gitu, dianya aja males, katanya ngurus gue aja udah repot mau nambah pacar lagi”
“Hahaha, Damn! You have the best brother in the world, lucky you L!”
“Iya, gue pikir juga gitu, haha” Pas banget deh yang diomongin dateng.
“Gue gak ngerti ya ini mobil ngambek atau apa, sekarang mesinnya oke, bannya kempes!” Kata D dengan wajahnya yang udah gak sabaran.
“Trus kita mesti gimana kak?” L tiba-tiba ikutan pusing mikirin lamanya itu ban buat dibenerin.
“Mesti nunggu L, kakak gak bawa ban cadangan, udah kakak telpon sih montirnya”
“Sial” Gumam L.
“Pulang sama gue aja gimana L?” Tanya Hary.
Again? Selalu deh L jadi ngerepotin lo Har”
It’s Okay, searah ini, gimana L? mau?” Tanya Hary.
“Kalo kakak ngijinin sih gue oke aja, kasian kakak disini sendiri”
“Yah, sanadeh sama Hary, kasian L juga lama nunggu, panas lagi, ntar sakit kepalanya tambah parah” Kata D.
“Beneran kak? Gakpapa kak D sendiri?” Kata L ragu-ragu.
“Iyaa, sana deh, nanti kak D suruh deh siapa gitu kesini, Niken, Rara, Sashi, siapa deh, gampang” Kata Kakaknya jail.
“Kakaaak!” Jawab L kesel. Hary ketawa-ketawa aja liat mereka bercanda gitu.
“Udahlah L, D bisa jaga diri kok, yuk pulang” Ajak Hary setelah manggil si Abang buat Bayar.
“Ehya bang, saya juga bayar yang tadi” kata L sambil merogoh dompetnya dan memberi si abang siomay uang.
“Sana deh L, pulang sama Hary” Kata D lebih serius.
“Yuk L!” kata Hary yang sudah berdiri dan menyilangkan tas selempangnya.
“Sana L! Gak usah liatin kakak kayak gitu, Kak gakpapa kok!” kata D
“Yaudah deh kak, L pulang ya, kak D hati-hati disini” Kata L sambil nguntit Hary jalan.
“Bye D! L aman kok sama gue!” Kata Hary.
“Oke! Jagain dia Har!”
***
“L, lo gak pegangan dibelakang lagi kan?” Tanya Hary pas udah dimotor.
“Gak, ini tangan gue pegang tas” L pake jaket Hary lagi.
“Pegangan L”
“Lo naik motornya pelan ini kak, gak pegangan juga aman ‘kan?”
“Oke L, jadi ini pelan?” Lalu Hary tancap gas, wuss… Mau gak mau sadar gak sadar L jadi meluk pinggang Hary.
“Sial lo kak! Gak se-ngebut ini juga ya!” L takut, tapi seneng juga…
“Hahahaha, makanya L ngasi instruksi yang bener dong”
Kalo udah bahagia kayak gini, sakit kepala L pasti hilang… Mungkin obat yang tadi ngefek, mungkin juga Hary ‘obat’-nya L.
***
“Yee, akhirnya sampe juga!” Kata L sambil membentuk salib di dirinya- pasca turun dari motor Hary.
“Hahaha, segitu takutnya apa lo gue ajak ngebut!”
“Iyalah, ugal-ugalan lo kak” Kata L sambil melepaskan helm, dan akan melepaskan jaketnya.
“Udah pake aja jaketnya dulu, cuci yang bersih baru balikin, oke?” Kata Hary.
“Lama-lama gue jadi kolektor jaket lo kak”
“Hahaha, gakpapa L asal baliknya wangi nanti, ada orang gak dirumah lo?”
“Kayaknya sih gak kak, Moms sama Pops biasanya quality time habis dari gereja”
“Oooh yaudah, gue pulang ya, padahal gue mau pamit sama ortu lo, gak sopan bener gue nganter sampe gerbang doang”
“Yaudahlahya, sampe gerbang aja udah ngerepotin Kak!”
“Searah L, It’s okay!”
“Yadeeeh, sana pulang kak, udah jam 2 nih, pasti capek, ‘kan?”
“Lo juga L, tidur biar palanya gak tambah sakit” Kata Hary sambil menyalakan motornya.
“Siap boss!”
“Bye L!” Dan wuss… Hary sudah hilang di belokan jalan.
***
This text really made L’s Sunday :p
allele dyana s
Thankyou kak, you saved me twice ;)
Hary W
Welcome L :D
Tidur sana, besok kalo sembuh baru gue ajak naik motor lagi!
allele dyana s
Kalo gak?
Hary W
Tetep gue ajak! :D


 -Chapter #8 END-

Sabtu, 03 Desember 2011

Fight, Allele!


First Date?

    Malam minggu itu L dan & jadi ke ulangatahunnya Dian. Ternyata gak begitu banyak anak kelas X yang diundang, kebanyakan anak kelas XII sih *eh? Yang ulangtahun kelas XII ini*. Sisanya yah anka-anak “eksis” satu sekolahan -_-. Yang paling buat L seneng adalah pas liat Kak Ryan sama Anne-anak X brapa gitu, dan jengjengjeng disebelahnya adalah Hary (sendiri :$).
Yah… standar pestalahya, makan, ngobrol, potong kue, doorprize, dan L kaget ada acara ‘dance’ juga, dan D tiba-tiba nanyain L..
“Will you?”
“Apaan Kak?” Tanya L bego.
“Dansa L! Yuk!” Kata D sambil narik L ke dance floor.
“Tapi kan L gak bisa kak” Katanya nolak.
“Naikin setengah kaki kamu ke kaki kakak, jangan sampe haknya” Kata D
“Eh? Gini?” Kata L sambil meraktekin kata-kata kakaknya. “Huaaa kayak terbang ya kak” Kata L heboh sendiri waktu D mulai Dance.
“Ih, norak kamu L. Makanya dari dulu kakak suruh belajar L gak pernah mau”
“Biarin, males L belajar beginian. Eh tapi boleh sih, romantis ya kak, hahaha”
“L kamu mau dansa sama Hary gak?” Tanya Hary tiba-tiba.
“Apasih kak? Dia-nya aja gak nanya”
“Bisa diaturlah, cantik! Mau kan?”
“Halah, mana mungkin kakak!”
“Mungkin! Turunin kaki kamu, sini ikutin kakak!” Lalu Seperti biasa~ D sudah narik L.
“Har, gue titip L sebentar yaa, mau ke toilet dulu nih gue, dansa gih!” Kata D yang tanpa babibu langsung nyerahin tangan L ke Hary. Mukanya L cengo banget jadinya…
“Eh! Kak?” Cuma itu yang keluar dari mulut L, waktu D pergi ninggalin dia sama Hary.
“Yaudahlah L, dansa aja yuk?”
“Tapi L gak bisa kak, tadi aja kak D yang gerak, L Cuma nginjek kakinya kak D”
“Gampang, nanti gue ajarin, yuk!”
L sudah nahan diri biar gak kegirangan waktu Hary mulai naruh satu tangannya di pundak L dan tangan yang satunya di pinggangnya….
“Ikutin aja gue L, pelan-pelan” Kata Hary yang mulai gerak ke kiri-kanan-kiri-kanan.
“Wow wow wow, pelan-pelan kak”
“Easy L, gak kayak rumus fisika ini”
“Iya tapi pelannan dikit kak geraknya”
“Iyadeh, sini deketan biar lebih gampang geraknya” Lalu posisi mereka sudah kayak pelukan. L bisa rasain hembusan nafasnya Hary di tengkuknya, yah… tuhan memang adil….
“Aneh ya kak rasanya deketan sama cowok yang bukan Kak D, hahaha”
“Loh? Emang lo gak pernah pacaran L?”
“Belum, mungkin akan… nanti… kalo tuhan ngasi kesempatan…” Dan krieeeeeekkk… L kkkeseleo sama sepatu hak-nya. Refleks L kayak meluk Hary gitu biar gak jatuh…. Duh L begonya L
“L? lo gak papa?” Karna posisinya lagi kayak pelukan, Hary jadi kayak lagi bisikin L.
“Keseleo kak, apa-apalah” Kata L miris.
“Yaudah yuk kepinggir dulu” Kata hary sambil memapah L ke pojok ruangan yang ada kursinya. Kesannya L cari kesempatan ya.. padahal ini gara-gara dipaksa sama moms-nya buat pake stiletto…
“Duduk dulu deh” Kata Hary.
“Maaf ya kak, gue ngerepotin banget, gue baru pertama kali pake heels” L udah mau nangis. Malu, dan kakinya cenut-cenut, sial!
“Gakpapa L, namanya juga kecelakaan, jangan sedih gitu dong, yuk copot dulu sepatunya” Kata Hary.
“Iya kak, mana gue aja yang copot, kakak duduk aja, gue terlalu banyak ngerepotin hari ini”
“Akhirnya kalian ketemu juga!” Kata D yang tiba-tiba aja udah didepan mereka berdua.
“Kakak… Akhirnya dateng jugaa.. Adek keseleo hak kak… pulang aja yuuk…” Kata L merengek-rengek.
“Hah? Kok bisa sih? Yaampun L, ceroboh banget kamu!” Kata D langsung jongkok liatin kaki L yang keseleo.
“Kan L gak pernah pake heels kak, kakak juga sama Moms yang maksa L pake”
“Yaudahlahya maaf, sekarang gimana caranya kamu pulang, duh sial!” Kata D
“Naik mobil-ah kak, masak mau naik elang? Alay banget”
“Nah itu dia masalahnya, mobilnya mogok L. Tadi ada yang bilangin kakak, kalo lampu mobilnya masih nyala, eh waktu kakak coba starter gak mau nyala”
“Trus gimana kak? Kita gak bisa pulang dong? Mana Mom sama Pops gak dirumah lagi” Sekarang L beneran udah berkaca-kaca, ngerasa siaaaal banget.
“Eheem. Halo ad ague disini, gimana kalo gue aja yang nganter L pulang?” Kata Hary tanpa ada yang menduga.
“Gaklah bro, ngerepotin aja, udah male mini ntar lo kemaleman sampe rumah”
“Gakpapa sih sebenernya, kan rumah kita searah, tapi gue naik motor L”
“Gimana L? Mau nunggu mobilnya jadi atau sama Hary aja?” Tanya D.
“L sih gakpapa sama Kak Hary, tapi L kan gak bawa jaket sama helm, ntar malah masuk angin” Kata L, padahal dalem hati udah ‘dustek-dustek’ mau dianter pulang Hary.
“Pake Jaket gue, kalo helm sih gue emang selalu bawa lebih” Kata Hary
“Yaudah deh, yuk pulang sekarang aja Kak, gakpapa kan?” Tanya L ke Hary.
“Gue sih oke aja, nanti lo tolong bilangin ke Dian ya D, gue sama L pulang duluan” Kata Hary.
“Sip, yuk L kakak papah ya, nyeker aja, gak usah pake sepatu laknat itu lagi” Kata D sambil mapah L dan ‘nenteng’ sepatu-sial-itu.
“Pelan-pelan ya kak, bisa Kok L jalan sendiri, pegangin aja gak usah dipapah.” Lalu mereka berjalan keluar hall-ballroom itu.
“Lo parkir dimana D? Ntar gue samperin deh” Kata Hary.
“Pojokan sono Har, Jazz putih B …. DL” Kata D sambil menunjuk pojokan dia memarkir mobil.
“Oke, ntar gue samperin ya L, diem aja disana” Kata Hary.
“Okee” Kata L.
“L sayang, sebagai Kakak, gak seharusnya Kak D ngijinin kamu pulang naik motor malem-malem gini” Kata D waktu mereka sudah sampai di depan mobil mereka.
“Tapi sebagai remaja, Kak D ngerti L, kamu pasti nunggu moment kayak gini datang ke hidup kamu, dan Kakak pikir Hary cukup baik untuk kamu”
“I’m speechless kak, sometimes you better know me than I do”
“You are part of me sweet, yang penting jangan pingsan ya sampe rumah? Kalo pingsan besok-besok jangan naik motor lagi sama Hary”
“I promise!” Kata L semangat.
“Diem disini sebentar ya, kakak ambilin kamu sandal jepit di mobil biar gak nyeker”
“Oke, thanks kakaaak” Dan pas banget Hary sampe, dia matiin motornya dan parkir.
“Nih L, jaketnya, trus ini helmnya” Kata Hary nyodorin L jaket sama helm yang sama-sama dari kulit, entahlah kulit apa~
“Ini sendalnya” Tambah D “Har, gue titip L ya, pelan-pelan lo, bawa cewek jangan keluarin jiwa racing, L kalo udah sampe rumah kabarin kakak”
“Hahaha Iya D, gue jagain L baik-baik tenaaaaaang”
“Siaaaap Kak”
Lalu Hary menyalakan motornya, dan L naik ke motor cowok super kece itu. L jarang naik motor walaupun seneng deg-degan juga dia jadinya -_-. Wusss ngilang deh mereka dari pandangan D.
“Pegangan L!” Kata Hary pas udah masuk ke Jalan Raya.
“Udah kak, ini pegangan kok” Kata L
“Eh? Dimana lo pegangan?”
“Nih dibelakang”
“Yah… ampun deh L, emang gue abang tukang ojek apa, sini pedangan di pundak gue”
“Gak gitu juga sih, iya deh ni gue pegangan di pundak lo kak”
“Yang sante aja al pegangannya, jangan kaku sama kenceng gitu, sakit nih pundak gue” Canda Hary.
“Iyanih kak, maaf ya, gue jarang naik motor, jadi dinginnya kerasa banget”
“Lo kedinginan? Gak bilang sih, sini tangan lo” Kata Hary sambil narik tangan kiri L ke pinggangnya.
“Nah kalo kayak gini lebih hangat L, sekarang pindahin tangan lo yang satunya juga” Muka L jadi merah sendiri gara-gara ngerasa kayak meluk Hary dari belakang, ciee L … :$
“Expert lo kak! Udah berapa cewek lo giniin?” Tanya L iseng.
“Menilik dari kemampuan gue, kayaknya udah banyak ya L? Padahal satu aja belum loh, jarang ada cewek mau sama cowok bermotor kayak gue” merendah sekali ini Kak Hary -_- Padahal L tau, ini motor cowok harganya gak murah, bisa buat beli mobil juga mungkin -_-
“Wah wah, berarti gue yang pertama ya kak?” Canda L.
“Iya L, lo yang pertama, hahaha” Jawab Hary. Nahlo hujan datang…
“Kak hujan…” Kata L gak penting banget.
“Shit, gue gak bawa jas hujan L, tapi kayaknya gak deres deh, gakpapa ya gak pake jas hujan?” Kata Hary sambil menanambah kecepatan motornya, emang sih hujannya rintik-rintik, tapi serem juga ya naik motor kenceng, pikir L.
“Kak jangan terlalu kenceng dong, gue takut” L udah mau nangis rasanya, dia ngerasa kedinginan banget sa,pe nusuk tulangnya, dan … sakit kepala kampret itu dateng lagi…
“Tenang aja L, lo aman kok sama gue, santai aja, oke?” Kata hary sambil menepuk-nepuk tangan L.
L seneng sih kayak gini, tapi dia takut juga, takut gak bertahan sampe rumah, takut malah pingsan disini… Tuhan… kenapa mau bahagia aja susah ya?
“Lo gemeter L?” Tanya Hary yang merasakan badan L sedikit gemeter.
“Kan gue udah bilang kak, gue kedinginan” Kata L yang ternyata bibirnya gemeter juga tanpa sadar.
“Iya iya, gue pelanin deh ya, udah deket kok L, satu belokan lagi, sabar bentar ya” Kata Hary kayak panic sendiri. L sadar gak sadar ngencengin pelukannya ke Hary. Hary mungusap-ngusapkan tangannya ke L. Aduduh~ udah kayak orang pacaran aja… :$
“Lo sadar gak sih kak? Tangan lo tuh yang buat gue makin kedinginan, lo kan gak pake jaket”
“Oh iya, tolol deh”
“Inget depan belok kanan kak, ntar lo malah kelupaan lagi, ngajak gue kerumah lo, kak”
“Gakpapalah, kenalam gitu sama nyokap gue” Canda Hary.
“Tampang gue lagi gak oke ni kak, jangan sekarang deh” Balas L.
“Hahaha, iyadeeeh”
“Pagar putih depan pojok ya kak”
“Iya neng. Serasa tukang ojek aja gue”
“Mana ada tukang ojek kece kayak lo kak”
“Ah, dik Allele bisa saja” Lalu Hary berhenti tepat di depan pagar rumah L.
“Okee, L turun ya kak” Hary men-dongkrak motornya lalu turun juga.
“Kok lo gak sopan L? Tawarin kek gue mampir”
“Udah malem kak, kasian lo kemaleman” Kata L sambil nyerahin helm ke Hary.
“Ya gakpapa, biar gue jelasin ke orangtua lo kenapa lo pulang sama gue” Kata Hary narik tangannya L, lalu masuk ke halaman rumah L.
“Kak, Moms sama Pops lagi Ke Yogya nganter Kakak gue, Cuma ada si mbak”
“Yah? Berarti gue pamit sama siapa dong?”
“Sama tembok?” Lalu mereka ketawa barengan.
“Gih pulang, udah malem loh” Kata L sambil narik tangan Hary dan jalan keluar gerbang.
“Iyaa, bawel amat, udah berapa kali lo bilang ini udah malem?”
“Emang udah pagi gitu?” Kata L sambil mau ngelepasin jaketnya.
“Eh gak usah, bawa aja dulu, nanti aja balikinnya” Kata Hary.
“Sekarang lo pulang gak pake jaket gitu kak?”
“Ya gakpapa, gue kan lakik!” Kata Hary sambil menirukan gaya iklan.
“Hahaha iyadeh, hati-hati ya Kak”
“Oke, lo baik-baik aja ‘kan L? Jangan sakit ya! Nanti gue gak bisa ngajak lo naik motor lagi”
“Iya kak, gue gakpapa kok, byee”
“Bye L! sleep tight yaa”
L melambai ke Hary, dan dia… gak bisa berhenti senyum-senyum. Ajaibnya sakit kepalanya hilang, gemeternya juga. Wah wah, ini baru namanya sesuatu banget! Kalo sailormoon punya “dengan kekuatan bintang” L punya “dengan kekuatan cinta” :$
***
Sampe kamar L langsung bbm kakaknya, ngabarin kalo dia udah dirumah dan gakpapa. Dan bbm Hary juga, sekedar bilang makasi. Lalu dia ganti baju-cuci muka-cuci kaki-gosok gigi, dan siap tidur! Dia mau matiin handphone-nya, eh ternyata dibales Hary bbmnya.
Santai aja L, sering-sering juga gakpapa kok :p
Bobo gih udah malem, sleep well Allele :D
“Oh gawwwwd! Help me! I’m deeply in Love” Kata L ngomong sendiri.

 -Chapter #7 END-